E - Conference Universitas Merdeka Malang, Seminar Nasional Kepariwisataan (SENORITA) #2 2021

Font Size: 
Pelestarian Ayam Ingkung Sebagai Ikon Budaya Wisata Kuliner Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul Yogyakarta
Dodik Prakoso Suwandojo

Last modified: 2021-10-19

Abstract


ABSTRAK

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan sarat akan adat istiadat yang berkembang menjadi suatu budaya yang sudah berakar sejak lama. Budaya yang dimilikinya menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu daerah yang sangat berpotensi menjadi daerah tujuan wisata. Budaya memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah makanan tradisional yang digunakan dalam upacara adat. Salah satu makanan tradisional yang masih dilestarikan adalah Ayam Ingkung, tepatnya di Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul.

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui makna / filosofi yang terkandung dalam penggunaan Ayam Ingkung sebagai ubo rampe pada upacara adat, dan bagaimana upaya pelestarian Ayam Ingkung di Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuisioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penamaan Ayam Ingkung dikarenakan bentuknya yang manekung dan bentuk kepala yang menoleh kebelakang yang merupakan simbol bahwa manusia harus selalu ingat tentang apa yang sudah dijalani agar senantiasa memiliki rasa syukur kepada Tuhan terhadap sesuatu yang telah dimiliki.

Perkembangan Ayam Ingkung sebagai kuliner yang mengangkat budaya Jawa, yang kini dijual secara komersil di Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tentu saja memberikan kemudahan bagi para wisatawan / pengunjung untuk mendapatkan Ayam Ingkung.

Dalam mempertahankan eksistensi Ayam Ingkung harus didukung dengan lebih menampilkan sisi budaya dan filosofi yang terkandung didalamnya, agar daya tarik awal mula yang dimiliki Ayam Ingkung sebagai Ikon Budaya di Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terus dipertahankan kelestariannya, dan lebih menarik minat wisatawan/pengunjung dari segi kebudayaan.

Kata kunci: Pelestarian, Budaya, Tradisional, Ayam Ingkung, Bantul.

ABSTRACT

Special Region of Yogyakarta is one of the Provinces in Indonesia that has a long history and full of traditions that developed into a culture that has been rooted for a long time. Its culture makes Special Region of Yogyakarta as one of the regions that has the potential to become a tourist destination. Culture has many forms, one of which is traditional food used in traditional ceremonies. One of the traditional food that is still preserved is Ayam Ingkung, precisely in Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul.

The purpose of this research is to find out the meaning / philosophy contained in the use of Ayam Ingkung as ubo rampe of traditional ceremonies, and how to conserve Ayam Ingkung in Kampung Ingkung, Pajangan, Bantul. The research method used is descriptive-qualitative method, with data collection techniques through observation, interviews, and questionnaires.

The results showed that the naming of the Ayam Ingkung was due to its curvaceous shape and the shape of the head that looked back, which is a symbol that humans must always remember what they have lived so that they always have gratitude to God for something they have.

The development of Ayam Ingkung as a culinary that elevates Javanese culture, which is now sold commercially in Ingkung Village, Pajangan, Bantul, Special Region of Yogyakarta, of course provides convenience for tourists / visitors to get Ayam Ingkung.

In maintaining the existence of Ayan Ingkung, it must be supported by showing more of the culture and philosophy contained in it, so that the initial attraction of Ayam Ingkung as a Cultural Icon in Ingkung Village, Pajangan, Bantul, Special Region of Yogyakarta can be maintained and attract more interest tourists/visitors in terms of culture.

Keywords: Conservation, Culture, Traditional, Ayam Ingkung, Bantul



Keywords


Pelestarian (Conservation), Budaya (Culture), Tradisional (Traditional), Ayam Ingkung, Bantul

Full Text: PDF 23-32