Last modified: 2021-01-18
Abstract
Abstrak— Kota Malang ditata menurut Rencana Tata Ruang pada masa kolonial Belanda atau yang disebut sebagai Bouwplan dalam delapan tahapan. Karakter geografis yang indah di mana kota dikelilingi gunung dan beriklim sejuk menarik banyak pendatang Belanda untuk bermukim. Untuk menjaga keteraturan kota, Thomas Karsten selaku perencana kota Malang memandang perlu untuk menata daerah permukiman pertamanya yang diwadahi pada Bouwplan I. Bouwplan I dikenal sebagai daerah Oranjebuurt yaitu jalan-jalan dengan nama anggota keluarga kerajaan Belanda yang sekarang dinamai dengan nama-nama pahlawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi fasade rumah tinggal kolonial pada Bouwplan I terkait dengan model desain pada iklim tropis (panas lembap). Metode penelitiannya adalah deskriptif kualitatif di mana dilakukan penyandingan fasade rumah tinggal-rumah tinggal untuk dianalisis kesamaan dan kebedaannya. Bangunan yang didokumentasikan merupakan bangunan yang relative tidak banyak mengalami perubahan dari aslinya. Hal ini untuk mengetahui apakah arsitek Belanda pada masa itu memahami kondisi iklim tropis Indonesia Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada beberapa tipologi fasade yang berbeda ditinjau dari jenis atapnya. Beberapa bangunan mengekspose ornament pada bagian gewelnya sedangkan yang lain menggunakan atap perisai. Tinggi bangunan relative lebih tinggi dari bangunan sekarang pada umumnya. Adanya permainan detil pintu dan jendela yang terkait dengan penyelesaian masalah iklim. Dapat disimpulkan bahwa tipologi bangunan rumah tinggal pada Bouwplan I masih kental dalam desain bangunan Belanda yang 4 musim.
Kata kunci— fasad, rumah tinggal, kolonial, bouwplan